Minggu, 11 September 2016

Perencanaan Kolam Limbah


Effluent Treatment Plant

Waste water produced
                Sterilizer condensate
                 Sludge
                 Claybath water


At milling capacity of 90 tan/hour, total quantity of waste water produced will be
               Sterilizer condensate                                   =  90 x 0,12 = 10,8 tan/hr
               Sludge                                                         =  90 x 0,50 = 45 tan/hr
               claybath water                                             =  90 x 0,0005 = 0,045 tan/hr
               Total                                                            =  58,845 tan/hr

Assume :
                Retention time                                            = 120 days
                Average processing hours per day             = 20 hrs
                Density of Effluent                                     = 1000 kg/m3


Therefor, total effluent pond capacity                       = 58,845 x 20 x 120
                                                                                   = 134028 tan
                                                                                  = 134028 x 40
                                                                                  = 5361120 ft³
                                                                                  = 5,360 x 10 ft³


Design Of Pond
          Anaerobic Pond 1                                          = 90’ x 300’ x 25’ = 945000 ft³
         
          Anaerobic Pond 2                                          = 90’ x 300’ x 35’ = 945000  ft³                                                                                                            
          Anaerobic Pond 3                                         = 100’ x 320’ x 35’ = 1,12 x 10 ft³

These type of ponds are used for high strenght organic waste water that also contain a high consentration of solid and of it is first or primary treatment that receive raw waste water. It have a sludge layer which is responsible through anaerobic methane fermentation far up to 30% of the BOD removal accurring in the pond. The Anaerobic process basically degrades the complex organic to simpler molecule.

           Anaerobic Pond 4                                        = 100’ x 400’ x 15’ = 6,0 x 10 ft³
           Anaerobic Pond 5                                        = 100’ x 320’ x 20’ = 6,4 x 10 ft³
           Anaerobic Pond 6                                        = 100’ x 320’ x 20’ = 6,4 x 10 ft³

Aerobic ponds are large, shallow earthen basins that are used for the treatment of wastewater by natural process imvolving the use of bath algae and bacteria. The efficiency of BOD conversion in Aerobic ponds is high especially at the top layers of water where the oxygen diffusion is maximum. It is however although the soluble BOD has been removed from the effluent waste water, the pond effluent will contain equivalent or larger concentration of algae and bacteria and thus various means must be devised to removed than.
         

           Final discharge pond                                   = 90’ x 300’ x 10’ = 2,7 x 10⁴ ft³


Effluent is direcly applied to field through submerged pipe along oil palm tress.



Rabu, 31 Agustus 2016

Biaya - biaya pembangunan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pembangunan PKS dapat sesuai rencana, yaitu biaya pembangunan, rencana pembangunan, dan kegiatan pembangunan.


1.   Biaya Pembangunan
Biaya pembangunan PKS terdiri dari porsi impor dan porsi lokal.
yang di maksud dengan porsi impor adalah barang-barang yang di beli dari luar negeri atau yang di impor dari luar.
Sedangkan yang di maksud dengan porsi lokal adalah barang yang dikerjakan di dalam negeri atau pembelian dari dalam negeri.

a.    Anggaran pekerjaan tanah
pekerjaan tanah untuk tapak pabrik meliputi biaya mobilisasi alat berat, pembersihan lahan, pemerataan, membawa tanah untuk timbun, dan pemadatan tanah.
Contoh pekerjaan tanah untuk tapak pabrik kapasitas 45 ton/jam sebagai berikut :


CONTOH ANGGARAN PEKERJAAN TANAH










b.   Anggaran mesin pabrik
Untuk memudahkan perencanaan dan pengawasan pembangunan PKS, perlu melakukan Work Breakdown Structure (WBS), WBS merupakan pemecahan pekerjaan besar menjadi elemen-elemen pekerjaan yang kecil sehingga memudahkan untuk pembuatan jadwal pembangunan PKS dan estimasi biaya serta menentukan penanggung jawab pekerjaan.
Berikut contoh anggaran mesin-mesin stasiun, termasuk biaya pemasangannya.










Untuk boiler, harga sebesar USD 758.000 untuk merek Takuma N90R kapasitas 30 ton, temperature saturated, working pressure 21 kg/cm2, dan design pressure 24 kg/cm2.
Harga turbin steam turbo alternator 1.600 Kw merek Dresser Rand sebesar USD 197.000/unit.
Dengan demikian, total anggaran biaya pembangunan PKS 45 ton TBS/jam yang dapat di kembangan menjadi 60 ton TBS/jam sebesar USD 2.207.658 dan Rp.76.981.050.000,00.

Pemasangan boiler membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, terutama penyediaan bahan material dan tenaga kerja, di buat jadwal pemasangan boiler. Adapun pemasangan turbin pada pondasi semen datar dengan ketinggian sekitar 30 cm dari sekitarnya. Baut-baut harus di kunci ke dasar turbin dan di cor dengan semen sehingga keseluruhan turbin benar - benar kuat dan datar. Sebaiknya jarak antara turbin ataupun dengan dinding minimal 1,5 meter. Hal ini bertujuan untuk kemudahan operasi dan maintenance maupun reperasi. 


2.   Rencana pembangunan
Pembangunan PKS sampai siap beroperasi membutuhkan waktu sekitar satu tahun. Agar jangka waktu pembangunan PKS dapat tercapai, pihak kontraktor harus membuat perencanaan mengenai jadwal pekerjaan pembanguanan PKS setelah kontrak pembangunan di tanda tangani.
Jadwal ini diperlukan untuk menentukan mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, staf, dan peralatan oroyek. Jadwal setiap setiap aktifitas pekerjaan dengan memperhatikan waktu tiap aktifitas dan batas selesai. Contoh jadwal pekerjaan pembangunan PKS sebagai berikut :


CONTOH JADWAL PEKERJAAN PEMBANGUNAN PKS DALAM BULAN









Keterangan :





3.   Kegiatan pembangunan
Pembangunan pabrik atas dasar jenis pekerjaannya dapat di golongkan sebagai pekerjaan sipil (civil work), pekerjaan mekanikal (mechanical work), dan pekerjaan elektrikal (electrical work) untuk seluruh stasiun pengolahan.

a.   Pekerjaan sipil (civil work)
Pekerjaan sipil meliputi pekerjaan di bidang konstruksi, yaitu merancang dan membangun gedung dan infrastruktur, seperti memeriksa kondisi tanah dan lahan untuk tapak pabrik, pembukaan lahan dan pemerataan tanah untuk lokasi pembangunan pabrik, pemancangan tiang-tiang pondasi, pembangunan lantai, bangunan pabrik, pembangunan jalan, pembangunan drainage, kantor, laboratorium, gudang, bengkel, tangki timbun, pengadaan air, dan kolam limbah. Setelah selesai, di lakukan pengerjaan pembangunan mekanikal untuk semua stasiun.

b.   Pekerjaan mekanikal (mechanical work) 
Pekerjaan mekanikal meliputi pekerjaan pembuatan, pemasangan mesin, pembuatan ketel uap, rebusan (sterilizer), bejana uap, presser, penjernihan, bantingan tandan, rantai berjalan, mesin pengaduk, dan mesin pengupas.

c.   Pekerjaan elektrikal (electrical work)
Pekerjaan elektrikal meliputi pekerjaan pembangunan jaringan serta panel listrik dan instalasi pembangkit listrik. Setelah selesai, di lakukan pengawasan dan pengujian terhadap mesin yang terpasang di tiap stasiun (timbangan, loading ramp, rebusan, rail track, threshing, conveyor dan elevator, digester dan pressing, crude oil tank, countinuous clarifier tank, pumps (pompa-pompa), cake breaker conveyor, fibre cyclone, kernel olant, boiler, engine room panel, water treatment/intake, dan effluent treatment, Setelah semua berjalan dengan baik, pabrik kelapa sawit bisa mulai operasi.


















Minggu, 28 Agustus 2016

Pembangunan PKS besar

Umumnya perusahaan-perusahaan kelapa sawit membangun PKS menggunakan kontraktor melalui proses tender. Hal ini mengingat proyek pembangunan PKS bersifat sementara. Adapun ruang lingkup pekerjaan kontraktor sebagai berikut :

1.   Pembangunan sesuai gambar serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
2.   Pengadaan bahan, mesin-mesin PKS, pembuatan/pabrikasi, perakitan/ pemasangan test run, commissioning (uji coba), dan pemeliharaan (maintenance) selama 1 (satu) tahun atas pekerjaan mekanikal, piping system, dan elektrikal yang terdiri dari :

a.    Stasiun penerimaan buah (fruit reception & storage station)
b.    Stasiun rebusan (sterilizition station)
c.    Stasiun penebah (threshing station)
d.    Stasiun press buah (pressing station)
e.    Stasiun klarifikasi (clarification station)
f.     Stasiun penyimpanan minyak (bulk storage tank station)
g.    Stasiun pemisah biji ampas (depericarping station)
h.    Stasiun pengolahan biji inti (nut & kernel station)
i.     Stasiun pemangkit tenaga uap (steam plan station)
j.     Stasiun pembangkit tenaga listrik (power plan station)
k.    Stasiun pengolahan air boiler (boiler feed water treatment station)
l.     Instalasi pemipaan & listrik (piping installation & electrical work + instrument)
m.   Sistem pengolahan limbah
n.    Install equipment (memasang perlengkapan agar dapat digunakan)

3.   Pekerjaan lain-lain yang terdiri dari :
a.   Mobilisasi dan demobilisasi
b.   Barak kerja dan base camp
c.   Perencanaan teknis
d.   Akomodasi dan transportasi (accomodation & transportation)
e.   Testing & commissioning
f.    Penerangan listrik dan air kerja


Video PKS




   

Sabtu, 27 Agustus 2016

Perencanaan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit



Pabrik kelapa sawit ( PKS ) adalah tempat pengolahan tandan buah sawit menjadi minyak sawit (CPO) dan kernel (inti) sawit. Pembangunan pabrik kelapa sawit memerlukan berbagai sumber daya termasuk dana dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu,perlu penelitian dan pengkajian yang seksama dan sistematis, terutama segi finansial sebelum terlanjur menanam modal untuk membangun pabrik kelapa sawit.
Pembangunan pabrik baru umumnya berkaitan dengan pembukaan kebun baru. Selain itu, luas tanaman yang akan di buka akan menjadi pertimbangan utama. Oleh karena itu,sebaiknya lokasi pabrik harus sudah dipertimbangkandalam perencanaan tata letak tanam sehingga areal ini sudah di cadangkan. Banyak perkebunan mengalami kerugian akibat perencanaan pabrik yang tidak matang sehingga harus membongkar tanaman yang ada.
           
Berikut tahapan pembangunan pabrik kelapa sawit.
1.Penentuan kapasitas pabrik yang akan di bangun
2.Penentuan desain
3.Pembuatan anggaran
4.Analisa tanah dan topografi detail.
5.Persiapan lokasi pabrik
6.Cut and fill ( pembentukan tanah sesuai keinginan)
7.Pembangunan pondasi dan main building ( gedung utama )
8.Pembangunan stasiun unit processing ( pengolahan) dan machinery ( mesin-mesin )
9.Water treathment ( pengolahan air ) dan kolam limbah
10.Bangunan pendukung
11.Perumahan
12.Commissioning ( uji coba )


Sebelum pembangunan PKS, persiapan, seperti survey lokasi / lapangan, pendukung, pemilihan tata letak, pemerataan, pengecekan sarana, pemeriksaan mutu air, pemeriksaan kekerasan tanah, penyusunan dan persiapan tender harus sudah dilaksananakan.Pemerataan lahan dan pengadaan air misalnya, membutuhkan waktu beberapa bulan. Demikian juga dengan pemesanan barang-barang impor. Oleh karena itu,  penyusunan jadwal yang tepat harus dilaksanakan.


Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang baru pertama kali membangun PKS umumnya menggunakan jasa konsultan.Konsultan berperan dalam jasa pembangunan industri pengolahan kelapa sawit (PKS) secara komprehensif (turn key), mulai dari survey pemilihan dan penentuan lokasi PKS,pengurusan perizinan, perencanaan dan detail desain PKS, jasa topografi,jasa soil test,hingga supervisi pekerjaan cut and fill.Selain itu, konsultan berperan dalam penyusunan (spesifikasi) dokumen dan gambar tender,baik sipil maupun mekanikal/elektrikal,pelaksanaan panitia tender, pengawasan pelaksanaan pembangunan, mesin pengolahan, instalasi pengolahan limbah, sampai commissioning dan pendamping operasional.


A . SURVEI  LOKASI
Dalam proyek pembangunan pabrik kelapa sawit, pertama – tama dilakukan survei lokasi dengan mempertimbangkan jaminan ketersediaan air (kuantitas dan kualitas air) dan kesesuaian (topografi dan kekuatan struktur tanah). Faktor tersebut menjadi syarat wajib kelayakan proyek pembangunan PKS. Penentuan lokasi pabrik berdasarkan topografi akan sangat menentukan besaran biaya pekerjaan cut and fill serta berpengaruh terhadap biaya total proyek pembangunan PKS.
             
Topografi tanah sangat menentukan besaran biaya cut and fill pembentukan tapak pabrik, termasuk biaya pekerjaan sipil. Oleh karena itu, perlu analisa khusus dalam pemanfaatan bentuk kontur tanah yang ada dalam lay out PKS (positioning).


Adapun penentuan lay out berdasarkan kontur tanah akan berpengaruh pada :
1.biaya cut and fill tapak pabrik kelapa sawit
2.waktu pekerjaan cut and fill
3.volume pekerjaan sipil dan biaya proyek secara keseluruhan
4.estetika atau view pabrik
             

 Pekerjaan cut and fill adalah proses pembentukan tanah, baik pemotongan atau pun penimbunan sehingga terbentuk sesuai dengan bentuk yang di inginkan untuk pondasi tapak pabrik. Berikut jenis pekerjaan dalam proses cut and fill.

1.Pengukuran level dan jarak. Sebelum memulai pekerjaan, harus mengukur areal yang akan di gali atau di timbun. Hal ini sangat penting agar pekerjaan efisien dan tidak berulang. Hasil pengukuran harus diberikan tanda berupa tiang atau patok balok sebagai pedoman pekerjaan.
2.Galian. Proses pemotongan gundukan / ketinggian atau kelebihan bentuk tanah menjadi bentuk yang sesuai dengan level tapak yang ditentukan.
3.Penimbunan. Proses pengisian daerah yang rendah atau cekung sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
4.Proses pemadatan. Daerah yang ditimbun wajib di padatkan sesuai dengan standar kepadatan menggunakan pengujian metode sand cones ( konus pasir ) berdassarkan SKSNI M-13-1991-03 atau metode DCP yang telah di kalibrasi terhadap metode konus pasir.
5.Proses pembuangan kelebihan tanah. Adanya kelebihan tanah galian dipindahkan ke tempat di luar area pembangunan pabrik kelapa sawit.

            Dalam pekerjaan cut and fill ini, memerlukan alat berat, seperti excavator, buldoser, compactor dan dump truck.Topografi rencana lokasi pembangunan PKS bila mendekati bentuk yang diinginkan akan menghemat biaya yang cukup signifikan. Begitu juga bentuk yang sudah cekung akan sangat cocok untuk lokasi pembuatan waduk dan kolam limbah.


B . PERENCANAAN PEMBANGUNAN PKS
Dalam perencanaan pembangunan pabrik kelapa sawit, perlu mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain lokasi pabrik, kapasitas olah, dan rancangan serta tata letak. Pembangunan pabrik dianggap layak jika fasilitas, seperti sumber air cukup tersedia, lokasi pabrik mudah di jangkau, tersedia tempat pembuangan air limbah, dan terhindar dari gangguan alam, seperti banjir dan longsor.


1.Lokasi Pabrik
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk penentuan lokasi PKS, antara lain adalah kondisi tanah, lokasi pabrik dekat dengan sumber air, pengendalian limbah cair, letaknya di potensi TBS, akses jalan , dan lingkungan.


a.Kondisi Tanah
Biaya pondasi pabrik bisa sampai 30% dari jumlah investasi, tergantung daya dukung tanahnya. Untuk mengurangi biaya pondasi, sebaiknya daya dukung tanah sekurang kurangnya 1kg/cm².


Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan atau beban bangunan pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan geser dan penurunan berlebihan. Untuk tapak pabrik, dipilih tanah yang mempunyai sifat mekanik-fisik tanah yang sesuai untuk tempat berdirinya pabrik. Biasanya dipilih tempat yang tinggi dengan tujuan agar terhindar dari banjir dan pengaturan drainase yang lebih mudah. Jika ada bagian berbukit untuk tempat pelataran bongkar-pindah buah, akan sangat menghemat biaya. Sebaliknya, untuk jaringan rel sistem transportasi lori rebusan, diperlukan tempat yang datar. Dalam kondisi areal tidak memungkinkan, misalnya lokasi kebun di areal basah gambut atau rawa, harus dilakukan pemancangan.


b.Lokasi PKS harus dekat dengan sumber air baku
Air merupakan bahan yang sangat penting dalam pengoperasian pabrik sebagai umpan boiler untuk pembangkit tenaga, air pengolahan, dan perumahan. Air tersebut harus cukup baik dan bersih (memenuhi syarat) sehingga biaya water treathment rendah. Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan PKS perlu mempertimbangkan ketersediaan air, mutu air , dan jarak dari lokasi pabrik. Untuk keperluan pabrik besar , diperlukan air sebanyak 1,5 m³/ton TBS.


c.Pengendalian pelepasan limbah terutama limbah cair
Pabrik kelapa sawit banyak menggunakan air pengolah dan air umpan boiler yaitu 1500/liter/ton TBS. Artinya, membutuhkan 900m³/hari dengan 360-400m³ air limbah tiap hari untuk pabrik yang mengolah 30 Ton TBS/jam. Pengendalian limbah pabrik minyak sawit harus dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah, dan pengawasan mutu limbah. Sebaiknya letak pabrik ditempat datar untuk kolam-kolam pengendalian air limbah pabrik dan dekat dengan sungai yang deras.

d.Letaknya diareal potensi TBS
Penentuan pabrik di areal potensi TBS dapat mengurangi biaya angkut panen.

e.Akses Jalan
Harus di perhatikan juga akses jalan untuk pengiriman hasil produksi berupa minyak dan inti sawit. Sebaiknya menghindari pemakaian jalan yang bukan milik perusahaan. Tujuannya untuk menghindari  berbagai konflik yang mungkin terjadi.


f.Faktor Lingkungan
PKS sebaiknya dekat dari prasarana yang sudah ada, seperti pemukiman, pasar, dan fasilitas lainnya. Umumnya jarang semua faktor tersebut dapat terpenuhi, tetapi prioritas harus di berikan kepada sumber air dan jalan masuk.


2.Kapasitas Olah

Sebelum perencanaan pembangunan pabrik,harus diketahui terlebih dahulu kemampuan produksi TBS Yang di sesuaikan dengan ukuran besarnya pabrik.Ukuran besarnya pabrik umumnya dinyatakan dengan kapasitas olah, yaitu kemampuan pabri untuk mengolah bahan baku atau menghasilkan produk. Kapasitas olah Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ) dinyatakan dengan ton/jam. Berdasarkan kapasitas pengolahan, pabrik kelapa sawit dapat di bagi atas :

1.PKS besar.PKS besar berkapasitas 20 ton TBS/jam ,30 ton TBS/jam,45ton TBS/jam ,60 ton TBS/jam, 90 ton TBS/jam ,bahkan hingga 120 ton/jam

2.PKS Mini.PKS berkapasitas 1 ton TBS/jam ,2 ton TBS/jam,3 ton TBS/jam,atau 5 – 10 ton TBS/jam

3.PKS super mini (PKS SM-500 ).Pabrik teknologi tepat guna yang dirancang khusus untuk petani atau kelompok tani dengan kapasitas olah 0,5 ton TBS/jam. Adapun faktor-faktor yang diperhatikan dalam perhitungan kapasitas olah pabrik adalah sebagai berikut :

a. Produksi tandan
Produksi Tandan dinyatakan dengan ton/ha. Produksi tandan tidak sama untuk setiap bulan atau setiap tahun. Hal tersebut dipengaruhi oleh iklim, perlakuan perawatan, dan jenis tanaman. Variasi produksi tersebut menjadi pertimbangan dalam penetapan kapasitas olah pabrik.

b. Jam olah pabrik

Pabrik Kelapa Sawit selalu diupayakan agar dapat beroperasi selama 24jam. Akan tetapi,jam olah pabrik selalu lebih singkat dari jam operasi. Hal ini di karenakan proses pengolahan yang semi-kontiniu sering stagnasi.Stagnasi pada satu alat atau instalasi sering mengganggu pengoperasiaan alat di bagian hilir. Lamanya olah pabrik dinyatakan dengan jam olah screw press.Penghitungan sejak screw press bekerja hingga berhenti.Berdasarkan pengamatan,waktu operasi pabrik,yaitu 550 – 600 jam/bulan . Pencapaian waktu olah tersebut pada masa panen puncak ( kira – kira 2 bulan ).
 
Produksi tandan dipengaruhi oleh musim. Jumlah nya tergambar pada sebaran panen bulanan. Kapasitas pabrik maksimum harus di sesuaikan dengan produksi maksimum bulanan yang telah di perhitungkan, yaitu sebesar 12,5% dari setahun. Produksi setahun harus di hitung saat tanaman mencapai puncak produksi. Dengan asumsi sebulan pabrik bekerja selama 25 Hari dan setiap harinya bekerja 22 jam, perhitungan kapasitas nya sebagai berikut :


Kapasitas efektif        Total produksi setahun x 12,5%



 Total produksi setahun x 12,5%

Kapasitas efektif
=
---------------------------------
                    x 1 ton TBS


              25 x 22 jam








           Misalnya , PKS yang akan dibangun  dengan bahan baku berasal dari areal 4614 ha dengan produksi 23 ton/ha/tahun, lamanya olah pabrik yang di rencanakan , yaitu 550 jam/bln dan distribusi panen puncak 12,5%. Kapasitas olah efektif nya di hitung sebagai berikut :


 (4614 ha x 23 ton/ha) x 12,5%
=
--------------------------------

            550 jam/bulan


=
24,12 TBS/jam




  


  

 Kapasitas olah efektif PKS yang dibutuhkan ,yaitu 24,12 ton TBS/jam

            Permasalahan yang ada ternyata jarang tercapai kapasitas olah yang terpasang. Oleh sebab itu, perlu di perhitungkan bahwa kapasitas olah efektif hanya di hitung sebesar 90% dari kapasitas terpasang dalam perencanaan pembangunan pabrik. Berikut Rumus perencanaan kapasitas olah terpasang PKS.

                            Kapasitas olah terpasang = Kapasitas efektif x 100/90

Dengan demikian , kapasitas olah pabrik yang akan dibangun atau kapasitas terpasang sebagai berikut :
Kapasitas terpasang = 24,12 ton TBS / Jam x 100 / 90 = 26,8 ton TBS / Jam

Praktiknya , pengusaha bisa membangun PKS dengan kapasitas 45 ton TBS / jam dengan membeli TBS dari luar dan TBS dari plasma.

Gambar.














3.Rancangan

Selain faktor selera pemilik , ada faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan rancangan bangun pabrik kelapa sawit . Salah satunya adalah material handling dalam transfer TBS saat perebusan . Ada yang menggunakan lori sehingga proses perebusan nya menggunakan type horizontal sterilizer . Ada yang menggunakan scrapper chain conveyor sehingga proses perebusannya menggunakan type vertical sterilizer atau tipe continous sterilizer . Untuk feeding TBS masak ke mesin thresher (penebah / perontokan), ada yang menggunakan tippler atau hoisting crane . Namun , penggunaan hoisting crane saat ini sudah jarang di gunakan.

Hal terpenting dari rancang bangun PKS adalah cara mengoperasikan atau menjalankannya . Dengan demikian , hasil produksi tidak melebihi dari parameter yang telah ditentukan , baik untuk CPO maupun kernel . Selain itu operasional mesin berjalan dengan baik dan kebersihan PKS terjaga .


4.Tata Letak

Untuk mendirikan suatu pabrik, perlu melakukan penataan di dalamnya yang disebut tata letak pabrik. Dalam tata letak pabrik, ada tiga hal yang perlu diatur lay out – nya, yaitu tata letak parik, tata letak kantor, tata letak perumahan. Umum nya Lay out PKS terdiri dari Jembatan timbang, penerimaan TBS dan penimbangan (Loading ramp), bangunan pabrik, tangki timbun CPO, kolam penyediaan air, kolam limbah, bangunan kantor, laboratorium, bengkel, tempat ibadah, dan pos jaga, serta perumahan.


C.PERIZINAN

Memulai usaha perkebunan kelapa sawit dan membangun pabrik kelapa sawit memerlukan berbagai macam persiapan, selain faktor kesiapan awal usaha didirikan, keberlangsungan suatu usaha PKS dipengaruhi juga oleh keberadaan unsur legalitas (diakui secara hukum) berwujud kepemilikan izin. Dengan memiliki izin, perusahaan PKS lebih nyaman beroperasi karena sebagai sarana perlindungan hukum.
     
            Aspek perizinan sangat menentukan keberhasilan pembangunan pabrik kelapa sawit. Sebelum melakukan pembangunan PKS, perusahaan melakukan permohonan izin dari Bupati/Walikota setempat dan koordinasi dengan pemerintah setempat (desa/kecamatan) mengenai rencana pembangunan PKS. Berikut jenis-jenis perizinannya
1.Izin prinsip
2.Izin lokasi
3.Hak Guna Bangunan (HGB)
4.Izin mendirikan bangunan (IMB)
5.Tanda daftar perusahaan (TDP)
6.Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
7.Surat izin tempat usaha (SITU)
8.Izin usaha industri (IUI)
9.Izin HO ( Izin Undang-Undang Gangguan )
10.RKL-RPL/amdal
11.Izin usaha perkebunan – pengolahan (IUP-P)
   
             Setelah itu, pengurusan izin-izin lain, seperti IPAL ( izin pembuangan limbah cair ) dan izin land aplikasi (jika ada). Untuk mengimpor mesin-mesin PKS, perusahaan harus mempunyai API-P (Angka Pengenal Importir Produsen). API-P hanya diberikan kepada importir yang dipergunakan sendiri sebagai bahan baku, bahan penolong, dan/atau untuk pendukung proses produksi.
API merupakan identitas pengenal bagi investor untuk melakukan impor dan mendapatkan fasilitas impor dalam rangka penanaman modal.

            Setelah PKS beroperasi, pengusaha mengadakan koordinasi dengan pihak Departemen Tenaga Kerja terkait tenaga kerja yang digunakan dan pembuatan dokumen objek K3/Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Izin/pengesahan boiler, BPV/Back Pressure Vessel, Sterilizer, Genset, Turbin, Penangkal petir, hoisting crane, Instalasi listrik, dan alat berat serta pengurusan izin-izin lainnya ( izin timbangan dan radio ).

D.TATA LETAK DAN PEMILIHAN MESIN
 Setelah penentuan lokasi, kapasitas olah, rancagan, dan tata letak, dilakukan penentuan tata letak mesin dan pemilihan serta perencanaan mesin yang sesuai. Dalam hal ini, pemikiran dasar dalam tata letak dan pemilihan mesin pabrik adalah fleksibilitas operasi, perawatan, dan keandalan pabrik.

1.   Tata letak mesin
Mata rantai  pengolahan dalam pabrik kelapa sawit terdiri dari delapan bagian atau stasiun sebagai berikut :
a.  Penerimaan tandan buah segar.
b.  Stasiun rebusan.
c.  Stasiun penebah.
d.  Stasiun kempa.
e.  Stasiun pemisah serabut.
f.  Stasiun pengeringan dan pemecahan biji.
g.  Stasiun pengutipan dan pengeringan inti.
h.  Stasiun pengutipan minyak.

Dilengkapi dengan empat stasiun utilitas, sebagai berikut:
a.  Stasiun ketel uap (boiler)
b.  Kamar mesin atau pembangkit tenaga listrik.
c.  Stasiun pengolahan air.
d.  Stasiun pengolahan limbah.

 Mesin pembangkit tenaga listrik digerakkan oleh tenaga uap, yaitu turbin atau mesin uap. Stasiun pembangkit tenaga listrik letaknya bersebelahan dengan stasiun ketel uap. Pemakaian uap pemanas terbanyak berturut - turut, yaitu stasiun rebusan, stasiun kempa, stasiun pengeringan biji dan inti, serta stasiun pengutipan minyak.
 
Uap pemanas adalah uap bekas dari turbin atau mesin uap yang dikumpulkan dan disalurkan dari bejana tekan yang letak di kamar mesin. Dengan demikian, letak stasiun pemakai pemanas tersebut harus sedekat mungkin dengan kamar mesin. Sementara itu, ketel uap memakai bahan bakar serabut sehingga letaknya harus sedekat mungkin dengan stasiun pemisah serabut. 

Selanjutnya, stasiun penerimaan TBS harus sedekat mungkin dengan rebusan. Begitu pula stasiun pengutipan minyak dan stasiun pemisah serabut harus sedekat mungkin dengan stasiun kempa, 
Stasiun penebah harus berdampingan dengan stasiun rebusan dan stasiun kempa berdampingan dengan stasiun penebah. 

2.  Pemilihan mesin
 Pabrik harus fleksibel dan andal, tetapi harus pula effisien dan mampu menghasilkan produk dengan mutu yang tinggi. Aliran proses di PKS merupakan suatu rantai yang berkesinambungan mulai dari awal sampai akhir. Dengan demikian, mata rantai yang sering aus atau rusak perlu mendapat perhatian dengan diberi kapasitas yang berlebih atau diberi cadangannya. Jika tidak, akan terjadi penumpukan buah yang tidak habis terolah. Padahal, TBS yang dipanen harus habis diolah pada hari yang sama agar kadar ALB minyak dapat di pertahankan rendah. 

a.  Jaminan keandalan
Stasiun terpenting yang harus mendapat perhatian utama adalah stasiun kempa. Untuk menjamin pencapaian kapasitas olah yang maksimal, di perlukan penambahan satu kempa cadangan untuk tiap alur produksi (production line). Kemacetan untuk penggantian suku cadang bisa memakan waktu yang lama. Investasi penambahan kempa cadangan tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan investasi keseluruhan pabrik. 

Ularan pemecah bongkah ampas kempa dan stasiun penghembus serabut perlu diberi kapasitas maksimum 120% dari kapasitas normal. Silo pengering biji juga perlu diberi kapasitas penyangga yang cukup besar. Tujuan agar dapat terus menampung biji jika terjadi kemacetan pada stasiun - stasiun sebelumnya, stasiun biji silo tetap dapat memberikan umpan penuh untuk stasiun berikutnya. Kapasitas stasiun pengutipan inti juga perlu cukup longgar agar dapat memberi hasil optimum. 

Stasiun pemurnian minyak  harus dirancang agar mampu menampung seluruh minyak kasar yang diperas dari stasiun kempa. 
Selain itu, mampu mengolahnya dengan efektif dan efesien dalam setiap keadaan tanpa menghambat daya olah stasiun kempa. 
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, penyediaan kapasitas yang lebih dari cukup dapat menjamin keandalan yang tinggi, menambah investasi yang tidak seberapa, tetapi dapat mencegah terjadinya jam henti mesin yang bisa berlangsung lama dan merugikan perusahaan

b.  Spesifikasi mesin dan peralatan
Spesifikasi mesin dan peralatan disesuaikan dengan kapasitas pengolahan. Misalnya, spesifikasi mesin dan peralatan untuk kapasitas pengolahan 45 ton TBS/jam. 

1.  Loading ramp berada pada suatu ketinggian dengan salah satu sisinya dilengkapi sejumlah ruang timbun berlantai miring. Masing-masing dapat memuat 25 ton TBS yang dilengkapi dengan pintu hydroulic. Ketinggian pelataran diatur agar bibir talang tepat pada ketinggian sedikit diatas pinggir dinding keranjang rebusan. Jika pintu dibuka muatan dari masing-masing ruangan, TBS akan tercurah kedalam keranjang rebusan yang berada tepat dibawah pintu (system cage and bogi). Jumlah ruang timbun yang disediakan sebanyak 16 ruangan untuk menampung panen 9 jam olah. Jadi, kapasitas timbun pabrik 45 ton/jam, yaitu 400 ton TBS.
2.  Untuk stasiun kempa yang dianggap sebagai jantung pabrik, dipasang screw press (mesin pemisah minyak dari biji dan kulit) sebanyak 4 unit termasuk 1 unit sebagai cadangan. Kapasitas 15 ton/jam/unit screw press. Dengan demikian, kapasitas olah 45 ton TBS/jam tetap tercapai. 
3.  Bejana tekan dibuat cukup besar untuk menyimpan uap keperluan 45 ton TBS/jam,yaitu kapasitas akhir pabrik, termasuk ukuran pipa masuk dan keluar sudah di sesuaikan. 
4.  Penyediaan 2 Unit tangki timbun CPO dengan kapasitas 2000 ton/unit dilengkapi dengan koil pemanas (1 tangki untuk pengiriman dan 1 tangki lagi untuk penerimaan hasil produksi). Tujuannya agar saat pengiriman CPO tidak mengganggu hasil proses sehingga perhitungan rendemen CPO bisa lebih baik. Kedua tangki timbun tersebut dapt digunakan untuk menampung hasil produksi selama 3 minggu. 
5.  Terminal pengiriman minyak dirancang untuk dapat melayani 2 truk tangki pengangkut CPO pada waktu yang sama. Oleh karena itu, disediakan 2 pompa pemindahan positif dengan kapasitas minimum 50 ton/jam. Stasiun ini diberi atap cukup luas.